Cerpen
Si Slebor Nadia
Tersebutlah Nadia, mahasiswi 22 tahun di salah satu perguruan tinggi negri di Pulau Bali. Nadia adalah seorang gadis, namun apa yang dilakukannya lebih layak disebut sebagai bocah lelaki, karena selain sikapnya yang masih sangat kekanak-kanakan, namun gaya jalan dan gaya pakaiannya pun menyerupai laki-laki. Ibunya sudah sering memperingatinya mengingat usianya yang bisa dibilang sudah “cukup” untuk mencari seorang lelaki sebagai calon pendamping hidupnya kelak. Namun Nadia hanya menjawab enteng nasehat dari ibunya itu, “Laki-laki itu buaya”.
Yah, Nadia memang tidak percaya dengan kaum adam sejak ayahnya tersayang meninggalkan ibu dan dirinya saat sang ibu sedang mengandung adik lelakinya. Begitulah, dengan rambut ala Raffy Ahmad, menggunakan kaos oblong, celana overall, dan topi ala pelukis, Nadia berjalan Pe De di koridor kampusnya. Bukan hanya di kampus, namun itulah gaya dandan Nadia sehari-hari, bahkan ke mall maupun ke pantai. Nadia juga berusaha menyamarkan bentuk payudaranya agar tidak ada yang mengenalinya sebagai perempuan. Bahkan sebagian besar teman Nadia pun lelaki, alasannya hanya agar dia tidak dikadalin oleh para lelaki itu karena mengetahui trik-triknya terlebih dahulu. Ada-ada saja, ibunya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan tingkah anak perempuan satu-satunya itu.
Suatu waktu saat Nadia sedang berjalan di pantai bersama lima orang temannya, sebut saja Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo, Nadia menabrak seorang lelaki tampan yang tinggi tegap, namun galaknya bukan-main. Dia marah-marah dengan kecerobohan Nadia, tentu saja Nadia tak tinggal diam, dia balas memaki laki-laki itu. Teman-temannya yang berniat membantu malah kena damprat pula oleh Nadia. Pokoknya Nadia kesaaal banget hari itu.
Takdir memang tak dapat dipungkiri, Nadia berjumpa kembali dengan laki-laki itu di pantai yang berbeda. Seperti yang telah diduga sebelumnya, Nadia dan laki-laki yang ternyata bernama Jaka itu bertengkar mulut kembali. Teman-teman Nadia hanya bisa diam menonton pertengkaran Nadia dan Jaka, daripada kena semprot lagi, pikir mereka.
Setelah capek bertengkar, mereka berdua diam. Nadia duduk karena sudah males menghadapi cowok galak yang tidak mau ngalah itu. Sebenarnya jika Jaka tau bahwa Nadia itu seorang cewek, tentu dia akan mengalah, namun dia berpikir bahwa Nadia itu adalah seorang cowok, sama seperti dirinya. Lama mereka terdiam sampai akhirnya Nadia berniat cabut dari tempat itu, namun Jaka mencegahnya dan tanpa sengaja Jaka terjatuh dan menindis tubuh Nadia, mereka jatuh terguling-guling. Jaka terkejut karena tanpa sengaja dia merasakan sesuatu yang aneh pada Nadia. Dia merasakan adanya sesuatu yang menonjol pada dada Nadia. Mereka berdua tertegun, Jaka menatap lekat mata Nadia, sedangkan Nadia hanya bisa tertunduk. Nadia berlari malu sambil menangis. Dia malu sekali karena diketahui sebagai seorang perempuan. Nadia berlari sangat cepat, Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo sampai lelah mengejarnya.
Nadia menangis sejadi-jadinya di rumah sehingga ibunya kebingungan. Namun disamping itu, dia tidak dapat melupakan Jaka. Nadia berusaha menyingkirkan wajah Jaka dari benaknya, namun tidak berhasil, dia juga memungkiri bahwa dia mulai menyukai Jaka.
Nadia pergi ke pantai yang sama tempat ia bertemu Jaka kemarin bersama teman-temannya, tapi ia tak dapat menjumpai sosok Jaka. Kemudian dia pergi ke pantai sebelumnya lagi, namun ia juga tak dapat menjumpai sosok Jaka. Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo bingung dengan sikap Nadia yang mendadak murung, tidak ceria seperti biasanya. Di rumah Nadia tak nafsu makan dan terlihat sering melamun. Di kampus pun, Nadia yang biasanya gokil terlihat ogah-ogahan bercanda-ria dengan kelima temannya tersebut.
Suatu waktu Nadia pergi sendiri ke pantai. Ia akui bahwa ia rindu dengan sosok Jaka, tapi masih gengsi jika diketahui oleh ibu dan teman-temannya. Saat Nadia melamun, dia dikejutkan oleh suara cowok yang ternyata adalah Jaka. Nadia senang, tapi dia tidak memperlihatkannya. Nadia marah-marah, Jaka tidak membalasnya karena dia sudah mengetahui bahwa Nadia seorang perempuan. Nadia sempat tersinggung, namun akhirnya mereka bisa berbicara dengan tenang.
Jaka ternyata mahasiswa salah satu kampus pariwisata di Bali dan ia memang sangat suka nongkrong di pantai bersama teman-temannya yang penggila surfing. Dia juga bercerita bahwa kemarin tidak ke pantai karena mamanya sedang sakit. Jaka dan Nadia cepat akrab. Jaka meminta maaf atas kesalahannya pada Nadia, mereka tukeran nomer Ha Pe, mereka juga janjian untuk ketemuan di mall. Detak jantung Nadia sangat cepat, dia akan kencan!!! Tak pernah dibayangkan sebelumnya dalam benak Nadia.
Sejak saat itu, Nadia jadi suka berdandan. Bukan hanya ke mall dan ke kampus, bahkan ke pantai sekalipun. Dia menggunakan rok dan tank top bahkan dia menggunakan make up ibunya. Maklumlah…Nadia tidak memiliki alat make up sendiri. Nadia juga menyumpal bra-nya agar payudaranya terlihat lebih berisi. Ibu yang melihat perubahan sikap anaknya tersebut menjadi sangat senang. Ternyata Nadia cantik juga jika berdandan. Namun Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo melihatnya dengan pandangan aneh. Mereka merasa Nadia berubah. Nadia sih merasa senang-senang saja karena banyak cowok yang berusaha menjadi pacarnya. Ia sangat bangga.
Jaka senang jalan bersama Nadia, cewek yang sangat cantik. Namun Nadia mulai jenuh dan bimbang, Nadia juga mulai bosan menunggu karena sudah dua minggu mereka berdua jalan bareng, tapi Jaka tidak juga menembaknya. Dia mulai kembali pada gaya dandannya yang dulu. Ibunya merasa kecewa, Jaka juga bingung dengan sikap Nadia itu, tapi teman-temannya bersorak kesenangan karena mereka merasa Nadia sudah kembali pada dirinya sendiri.
Karena penasaran, suatu waktu Jaka memberanikan untuk bertanya pada Nadia mengapa dirinya kembali pada gaya dandannya semula dan mulai tidak perduli padanya. Jawaban Nadia memang dapat membuat Jaka bahkan kita semua orang jadi tercengang, ”Ternyata ditaksir banyak cowok itu melelahkan juga, gue ogah pacaran ama cowok. Cowok itu buaya. Mulai saat ini panggil gue Jono!”
-Selesai-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Sesuai permintaanmu, nih aku kasih comment.
Btw, km mau komentar yg nyenengin tp basa-basi, atau yg jujur tp membangun?
Demi kemajuan bakatmu, aku kasih comment jujur aja ya...tp Anis ga boleh tersinggung lho klo misalnya comment-ku ga sesuai ama harapanmu. Ok! Deal? ^_^
Post a Comment