Saturday, June 23, 2007

Puisi "Cintailah Hidupmu"

Puisi
Cintailah Hidupmu



Bumi tak bergoncang bila hartamu lenyap
Matahari tak redup bila si dia berpaling
Bulan tak retak bila ujianmu gagal
Dunia tak kiamat bila orang-orang menganggapmu konyol

Bumi bergoncang bila harta datang karena semua cara itu halal
Mengambil hak orang miskin
Mendustai rakyat banyak
Keluarga telantar karenamu

Matahari redup karena dirimu tak suci lagi
Bagi mereka yang sengaja menghilangkan kesucian
Melacurkan diri maupun atas nama cinta
Namun bukan bagi mereka yang teraniaya

Bulan retak bila kau menyerah dalam kegagalan
Menyerah sebelum berusaha
Hanya bermalas-malasan
Tidur sebelum memegang medali emas

Dunia kiamat bila kau terpuruk dalam kesendirian
Tiada teman tiada saudara
Tiada tempat berlindung dan menangis
Menjadi sampah masyarakat dan aib keluarga

Tiada bumi berwarna kelabu
Tiada matahari berwarna kuning muda
Tiada bulan yang terlihat kusam

Yang ada hanyalah dunia penuh warna-warni pelangi
Bumi tidak berkabut dan berasap
Matahari tetap berwarna jingga
Bulan yang cemerlang
Mengajarkan tentang arti hidup
Cintailah hidupmu

Cerpen "Maafkan aku Byuti"

Cerpen
Maafkan aku Byuti
Oleh: Tang Annisa Innocentia Husna
(Sekolah Tinggi Pariwisata (STP)-Bali)

“Mamaaa…pokoknya Linda mau doggie, titik!”, sudah beberapa hari ini Linda ribut meminta mamanya membelikanya seekor anak anjing betina lucu yang sempat dilihatnya di pasar lima hari yang lalu.
“Aduh Linda…kamu itu masih 13 tahun, belum bisa punya tanggung-jawab seberat itu. Mama nggak mau loh harus ikut ngurusin peliharaan kamu itu, sedangkan kamu, ngurus makanan buat diri kamu sendiri aja males, apalagi buat ngurus doggie. Kasian kan nanti doggie-nya nggak keurusan.”, sudah kesekian kalinya mama menasehati Linda agar sabar menunggu sampai umurnya 17 tahun untuk memelihara binatang.
Linda manyun, dia merasa mama nggak mengerti keinginannya sama sekali, dia kesal karena selalu dianggap mamanya sebagai anak kecil yang manja. Linda melirik papanya sebagai kode untuk membantu merayu mamanya.
Papa tersenyum penuh arti, “Besok sepulang sekolah, doggie itu sudah menunggumu di rumah, Linda.”
“Ih papa!”, bentak mama. “Ini semua karena papa terlalu memanjakan Linda sehingga dia tidak mau mendengar nasehat mama. Pokoknya mama tidak mau tau urusan doggie, titik! Ini tanggung-jawab papa dan Linda. Mama sudah cukup sibuk memasak, mencuci dan menyetrika baju serta ngurus Leo, adik kamu yang masih rewel-rewelnya itu.”, kata mama sambil melotot kepada papa dan Linda.

Sepulang sekolah hari ini Linda senang sekali karena papa menepati janjinya. Seekor anak anjing berwarna kecoklat-coklatan berusia 3 bulan itu menyambutnya di pagar rumah.
“Mulai hari ini, aku adalah sahabatmu, kamu bisa panggil aku Linda, dan namamu adalah Beauty (baca: Byuti).”, Kata Linda sambil memeluk badan mungil Byuti yang dipenuhi bulu. Hatinya sangat berbunga-bunga. Linda segera memandikan Byuti dan membuatkannya semangkuk susu hangat.
Linda sangat senangnya sehingga dia sibuk mengurusi Byuti dan melupakan sekolahnya. Dia jadi males belajar bahkan tidak perhatian lagi dengan Joe, cowok yang baru dua minggu ia pacarin. Tiap bangun pagi, pulang sekolah, maupun setiap ia mau pergi tidur, Linda tidak pernah lupa mengucapkan selamat tidur buat Byuti dan membuatkannya semangkuk susu putih. Byuti juga tampak bahagia tinggal bersama Linda, majikan yang sangat menyayanginya.
Sayangnya, itu hanya terjadi beberapa minggu. Yang terjadi selanjutnya adalah Byuti selalu kesepian karena Linda sibuk hangout bareng Joe dan sahabat-sahabatnya, belum lagi jika Linda banyak mendapat PR dari gurunya, ia jadi ogah memberi Byuti makan, apalagi bermain bersama Byuti. Byuti menjadi murung. Mama yang menduga hal ini akan terjadi sudah males menasehati Linda, sehingga mama yang tidak tega jika Byuti kelaparan, rajin memberinya makan. Untunglah Leo, adik cowok Linda yang berusia 5 tahun ini suka mengajak Byuti main walau Byuti tampak ogah-ogahan.
Mama kasian dengan Byuti karena Byuti terlihat rindu akan belaian Linda, sehingga suatu saat mama menasehati Linda kembali, “Lin, kasian Byuti. Coba sekali-kali kamu perhatiin dia.”
“Ah, mama sendiri kan tau kalo aku beberapa hari ini dapat PR banyak, jadi aku nggak sempat bermain dengan Byuti.”, Linda berusaha ngeles dari mamanya.
Mama menghela nafas berat, “Linda, tapi kalo kamu lagi nggak ada PR, mama lihat kamu sibuk dengan teman-temanmu itu aja, coba luangkan waktumu buat Byuti.”
“Iya mama, Linda tau. Besok deh Linda main dengan Byuti, tapi sekarang Linda capek, Linda mau tidur.”, kata Linda malas-malasan.

Janji Linda kepada mamanya tak juga dipenuhinya. Berhari-hari Byuti tetap dicuekin, sampai suatu ketika Joe datang berkunjung ke rumah Linda dan teledor menutup pagar kembali. Kesempatan itu diambil Byuti untuk pergi dari rumah Linda. Linda terkejut melihat Byuti keluar dari pagar. Linda segera berlari mengejarnya.
Byuti terus berlari. Byuti tidak mau bertemu dengan Linda lagi karena Linda sudah tidak menyayanginya. Byuti sangat takut tertangkap oleh Linda, ia menoleh ke belakang, Linda juga masih terus mengejarnya. Tak disangka, sebuah sepeda motor melesat dengan kencangnya, Byuti merasakan tubuhnya terpelanting dan kemudian iapun tak sadarkan diri.
Linda menangis disamping Byuti, ia tidak rela jika Byuti pergi meninggalkannya. Ia nyesal karena telah membuat Byuti tidak nyaman tinggal di rumahnya lagi. Ia terus berdoa demi keselamatan Byuti. Sudah berhari-hari Byuti opname di klinik hewan. Dia masih tak sadarkan diri.
Setiap hari Linda menengok Byuti, membawakannya snack Denta Pedigree, snack kesukaan Byuti dan meninggalkan di sampingnya sampai ranjang Byuti dipenuhi snack Denta.
Byuti tampak sangat menderita, pasti dia sedang berjuang antara hidup dan mati.. Linda sangat menyesal. Semua terjadi karena kelalaiannya. Linda tak sanggup melihat Byuti menderita sehingga Linda memohon kepada dokter untuk menyuntik mati Byuti agar ia tidak menderita lagi.
Setelah menandatangani berbagai macam surat, akhirnya dokter siap untuk menyuntik Byuti. Linda sedih sekali, hatinya sakit, namun ia terpaksa melakukannya. Mama dan papa menghiburnya, begitupun dengan Leo, adiknya yang lucu itu. Sebelum ia meninggalkan Byuti di ruangannya, Linda membisikkan sesuatu di samping Byuti, “Byuti, maafkan aku, tapi yang perlu kamu tau, aku selalu menyayangimu.”
“Guk…”
Linda terkejut, ia kembali menoleh ke belakang. Mukjizat dari Tuhan, Byuti sadar dari tidur panjangnya. Byuti sedang menatap punggung Linda dari ranjangnya. Linda segera berlari kembali memeluk Byuti. Dokter tidak jadi menyuntik Byuti, dan masih terpana akan keajaiban yang baru saja terjadi. Adegan dramatik antara Linda dan Byuti membuat semua yang melihatnya menjadi sangat terharu.
“Guk…guk…”, Byuti menjilat pipi Linda. Ia tampak senang.
Linda berjanji kepada dirinya sendiri mulai hari itu, Byuti tak akan pernah kesepian lagi karena mereka telah disatukan oleh ikatan bathin yang teramat dalam.
-Selesai-

Artikel "Belajar beragam budaya dari Festival Nusa Dua Setiap tahunnya"

Artikel
Belajar beragam budaya
dari Festival Nusa Dua setiap tahunnya


Siapa yang tidak tahu akan Festival Nusa Dua? Bagi kalian yang belum tahu akan Festival Nusa Dua atau lebih sering kita sebut dengan FND yang diadakan oleh Bali Tourism Development Corporation (BTDC) rutin setiap tahunnya ini, berarti kalian belum boleh mengaku sebagai remaja gaul.
FND diadakan setiap tahunnya di Kawasan BTDC dan ditujukan untuk mengenalkan beragam budaya yang ada di seluruh Indonesia. Pada grand opening FND, kita dapat melihat pawai dari beberapa hotel yang ada di Kawasan BTDC. Di FND juga terdapat banyak sekali stan-stan yang digunakan untuk masing-masing propinsi di Indonesia dalam memperkenalkan budaya di masing-masing daerahnya, misalnya saja pada stan Kalimantan Selatan, kita dapat melihat atau membeli beraneka ragam batu-batuan khas Kalimantan, kemudian pada stan Yogyakarta dan beberapa stan lainnya banyak juga yang menawarkan makanan khas daerahnya masing-masing, namun beberapa stan lainnya ada yang hanya mempromosikan pariwisata di daerahnya masing-masing. Bahkan pada stan DKI Jakarta, kita selalu dapat bersalaman dengan abang-none Jakarta yang cakep-cakep tersebut, karena abang-none Jakarta tidak pernah absen jaga stan DKI Jakarta setiap tahunnya.
Sungguh kaya Negara kita Indonesia dengan beragam budaya dan pariwisatanya. Dalam FND kita dapat banyak belajar mengenai budaya di seluruh Indonesia, sehingga pandangan kita tidak sempit terhadap budaya-budaya di propinsi lain. Bagi kalian yang sangat suka mengumpulkan brosur-brosur pariwisata dan hotel, FND juga merupakan pilihan yang tepat, karena di setiap stan selalu menyediakan banyak sekali brosur.
Kita dapat menonton berbagai pagelaran budaya seperti tari-tarian daerah dari masing-masing propinsi di Indonesia, operet dari berbagai hotel, lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia, bahkan biasanya setiap pagi hotel-hotel di Kawasan BTDC mendapat giliran setiap harinya untuk membuka stan dan tidak jarang menawarkan panganan-panganan secara gratis.
Pada FND terdapat dua macam panggung, ada open stage yang sudah dapat kita tonton dari pagi sampai malam, dan juga ada stage di dalam amphytheater yang hanya dapat kita nikmati setiap malamnya. FND buka dari jam 10:00 WITA-22:00 WITA, selama 1-2 minggu setiap tahunnya, dan biasanya diadakan pada bulan Agustus, September, atau Oktober. So….mulai akhir bulan July, segera cari info tentang kapan FND diadakan, kemudian catat dan tunggu tanggal mainnya.
Oke guys, jangan mengaku gaul kalau belum pernah ke FND!!!

Puisi "Beauty (Byuti), my beloved dog!"

Puisi
Beauty (Byuti), my beloved dog!
By. Tang Annisa Innocentia Husna

Byuti…
Whatever you are
I just want to you know that I love you
Love no must to take
Don’t be sad Beauty
It’s just to do to you
I’m sacrifice our mind
Don’t be angry, my Beauty!

I’m sorry that I must to change your master with someone else
Really I’m not very ready
But I have heartless looking you to live with the chain round your neck at my boarding house
Exactly if I’m not to chain you, I’m worried you could run to the street
My final decision, I must to hand over you to your new master
I’m sorry, but I am to do because love you

My little Beauty, my beloved dog………
You’ll be 1st on April 23 2007
You’ll be to grow adult
I’m sorry if I can’t to visit you on your special day
I just to say “Happy Birthday to you, Beauty”
I love you very much, and I miss you so

Cerpen "Cowokku Pendek Sekali"

Cerpen
Cowokku Pendek Sekali


May masih berdiri terpaku menatap punggung Ray yang perlahan menghilang dari pandangan.
“Hey!!!”, Rita, sobat akrab May yang mendadak muncul mengagetkannya.
“Ih, apa-apaan sih Ta! Bikin jantung gue nyaris copot, tau !”, kata May sewot.
“Ya maaf kalo gitu. Lagian lo apa-apaan sih bengong kayak sapi ompong.”
May yang baru menyadari kebodohannya segera menarik tangan sobatnya tersebut untuk duduk di sampingnya. “Aduh-aduh Ta, lo liat Ray gak tadi.”
“Ya liatlah. Tadi juga gue pengen nanya, ngapain tuh kunyuk nyamperin lo.”
“Itu dia Ta. Si kunyuk itu abis nembak gue!”
“Apa?! Trus…trus…???”
“Trus-trus masuk got! Apaan sih lo kayak tukang parkir deh.”
“Ih, maksud gue, lo terima ato kagak.”
“Iya, gue terima.”, kata May cuek.
“Apa!!!”, Rita teriak histeris. “Aduh May, apa kata orang-orang nanti kalo lo jalan ma si Ray. Loe liat sendiri kan kalo dia tuh lebih pendek dari lo. Udah gitu, gayanya yang songong abis kan uda lama bikin kita-kita enek. Kok bisa sih May???”
“Lo kagak tau sih, rayuan Ray itu selangit, bikin nyawa gue melayang.”
“Trus kalo lo emang suka, ngapain tadi lo kayak orang bingung.”
“Itu dia masalahnya Ta, gue kagak Pe De jalan ma cowok pendek macam dia. Gue kan jangkung. Tinggi gue 170, sedangkan dia…paling banter 165.”
“Huahahaha….”, Rita tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan dari May. “Lo sih kagak mikir panjang dulu. Dipuji-puji dikit, langsung luluh deh.”
May hanya terdiam menatap sobatnya yang sedang asik menertawakan kebodohannya, sedangkan pikiran dan hatinya campur aduk mengeluarkan opini.

May menelungkupkan badannya di kasur, ia membuka buku hariannya dan mulai menulis. “Rita bertanya pada gue, kenapa gue bisa menerima Ray sebagai kekasih gue. Tapi gue Cuma bisa diem, tanpa sanggup berkata-kata, karena gue pun tak tau jawabannya. Itu terjadi begitu saja. Ray menggenggam tangan gue begitu hangat, terdengar desiran dari dalam hati gue, ada getaran dalam dada.Oh Tuhan, aku mnyukainya. Ray yang tampan, tapi sayang…..”.
May menutup buku hariannya, dia tidak ingin meneruskan menulis. Ah, dia pun tak tahu apa yang akan dilakukannya bersama Ray, dan apa pula yang akan dikatakan teman-temannya tentang keputusannya untuk jalan bersama Ray.

“May, kantin yuk!”, Ray mengajak kekasihnya tersebut.
“Ayo deh, kebetulan gue laper nih.”, May menyambut uluran tangan pacarnya tersebut.
Ray dan May jalan menyusuri koridor sekolah sambil berpegangan tangan, sementara itu murid-murid lain memandang sinis kearah merka, bahkan sebagian lagi ada yang tengah menertawakan mereka berdua, May jadi risih
“Ray, lo liat gak teman-teman tadi?”, tanya May sesampainya mereka di kantin.
“Emang kenapa? Biasa kok mereka melihat gue dengan tatapan begitu.”
“Bukan cuman lo, tapi gue!!! Seakan gue ini makhluk paling menjijikkan!”
“Biasa aja lagi May, mereka iri aja melihat kita jalan bareng.”
“Idih Ray, bisa gak sih lo panikan dikit. Jadi cowok kok cuek banget. Apa gak bisa lo lebih sensi dikit.”
Tiba-tiba Ray menatap mata May, serius. “May, gue gak perduli apapun yang mereka katakan, yang gue peduliin cuman lo dan perasaan lo ke gue, karna gue sayang ma lo.”
May hanya sanggup menundukkan kepalanya mendengar perkataan Ray, karna sesungguhnya ia juga sayang pada Ray, hanya saja dia tidak sanggup mendengar sindiran teman-temannya.

May menyusuri koridor sekolah, sudah waktunya pulang ke rumah, menghilangkan kepenatan setelah seharian beraktifitas di sekolah. Namun langkahnya terhenti. Ia mendengar Rita dan teman-temannya berbisik-bisik, tampak sedang membicarakan dirinya.
“Ta, kok lo biarkan sih sobat lo tuh jadian ma si kunyuk Ray?”, tanya Ine, sobatnya yang emang terkenal suka ikut campur urusan orang.
May tertegun, ia bingung kenapa Rita mendadak bisa berteman dengan Ine en’ da genk.
“Gimana bisa gue larang, emang gue enyaknya. Lagian….biarkan ajalah, huahaha...mereka juga mau kok jadi bahan tertawaan satu sekolah.”, sahut Rita dengan entengnya.
“Iya, gue melihat mereka lucu banget. Kayak angka sebelas timpang gitu, kepotong satu.”, sambung Kikan yang terkenal paling judes di kelasnya, diringi dengan tawa teman-temannya.
May tidak menyangka Rita bisa setega itu membicarakan dirinya dengan Ine en’ da genk yang emang terkenal paling usil di sekolah. Air matanya mengalir deras, ia berlari sekencang-kencangnya, bahkan panggilan Ray tidak digubrisnya, segera masuk ke dalam mobil, untunglah Pak Maman, supirnya, sudah setia menunggunya.

May menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Air matanya tak bisa berhenti mengalir. Dibukanya kembali buku hariannya, rasanya sudah tak sabar ia mengeluarkan unek-uneknya kembali ke dalam buku hariannya tersebut.
“Gue malu, sungguh gue malu. Gue tak menyangka hubungan gue dan Ray bisa jadi bahan pembicaraan satu sekolah sampai sebegitunya. Gue benci, kenapa Ray bisa sependek itu dan gue bisa setinggi ini. Sebenarnya gue minder pacaran dengannya, pacaran dengan cowok pendek, yang membuat kami terlihat sperti angka sebelas timpang satu. Apa yang harus gue lakukan. Gue harus putus dari Ray, gue malu!”

Ray bingung karena sudah dua hari May menghindarinya. May jadi dingin padanya. Sebenarnya May sendiri lagi bingung. Ia tak tahu harus bagaimana, ia pengen putus dari Ray, namun sebenarnya ia juga masih sayang pada Ray.
Ray yang tidak tahan dengan perlakuan May padanya datang ke kelas May pada jam istirahat untuk mencari penjelasan. Untunglah saat itu murid-murid lain sedang tidak ada di kelas. Namun yang terjadi mereka malah bertengkar.
“May, lo kok jadi aneh gini. Lo jauhin gue tanpa alasan jelas, sekarang lo marah-marahin gue. Apa salahku, May?”
“Maaf Ray, gue tadi emosi. Gue lagi males bicara sekarang!”, May berlari keluar kelas, sementara Ray diam terpaku.
Ketika Ray mau melangkah keluar kelas, matanya tertuju pada buku harian Teddy Bear yang dengan manisnya menyembul dari balik tas warna pink milik May. Rasa penasaran membuatnya membuka buku harian tersebut. Namun sungguh tak diduga sebelumnya, buku tersebut telah memberi jawaban akan sikap May selama ini. Hati Ray sakit.
Tanpa diduga May telah balik ke kelas. May terkejut melihat buku hariannya ada di tangan Ray, wajahnya tertunduk. Ray diam, ia mengembalikan buku tersebut pada May, tatapannya dingin, kemudian pergi meninggalkan May.
May mengejar Ray, namun ternyata Ray pergi mengambil motornya pergi dari sekolah.

Keesokkan harinya. May menunggu Ray di gerbang sekolah, namun yang ditunggu tak kunjung datang.
Tiba-tiba kepala sekolah mengumumkan kepada seluruh murid SMA-nya melalui pengeras suara bahwa siswa kelas 3A yang bernama Ray Dino Saputra mengalami kecelakaan kemarin sepulang sekolah dan telah meninggal dunia.
May shock mendengar perkataan kepala sekolah. Tanpa sadar ia berteriak, “Tidaaaaaaaaaakkk!!!”

“May, bangun. Ada apa sayang?”
Mata May basah, ia mulai membuka matanya, samar dilihatnya wajah mama yang khawatir. Ternyata mimpi.
“Ada apa May?”, tanya mamanya lagi.
May yang tersadar akan pertanyaan mamanya, hanya bisa menjawab, “Tidak apa, ma. May tadi hanya mimpi buruk.”
“Ya udah, mama hanya mau panggil kamu buat makan malam tadi, tau-tau kamu lagi teriak-teriak. Makanya, lain kali jangan tidur magrib-magrib.”, kata mamanya lagi sambil berjalan keluar kamar May.
May masih shock dengan mimpinya, segera dibukanya buku hariannya, ternyata ia belum melanjutkan tulisannya tadi sebelum tidur. Syukurlah, pikirnya.

Keesokkan harinya.
“Ray, gue kangen ma lo. Semalaman gue mikirin lo.”, kata May sambil memeluk erat tubuh yayangnya tersebut begitu bertemu di gerbang sekolah.
Ray yang tidak menyangka akan antusiasme May pada dirinya hanya sanggup menjawab sambil tersenyum manis, “Gue juga sayang ma lo”
Sementara mereka berjalan bergandengan tangan dengan mesra, terdengar bisik-bisik tetangga di belakang mereka. Namun May sudah tidak perduli. Baginya, ada Ray disampingnya sudah cukup.
Rita yang iseng bertanya tentang hubungan Ray dan May tersebut hanya dijawab enteng dengan May, “Cowok gue emang pendek sekali, tapi juga mulia sekali, sayang en’ cinta sekali ma gue, begitupun gue ke dia.”, sambil berlalu menghampiri Ray yang tengah menunggunya di gerbang sekolah.
Rita dan teman-teman lain yang melihatnya hanya sanggup berkata sinis, “Romantis sekali”, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
-Selesai-

Puisi "Kapal Merah Jambu"

Puisi
Kapal Merah Jambu

Berlayar dari satu pulau ke pulau lain
Menjadi nakhoda kapal merah jambu

Berlabuh pada satu pulau impian
Menawarkan mimpi indah
Menjadi seorang aktris terkenal
Namun tak ada bahagia di sana
Terbangun di dasar laut
Kapal karam menciptakan mimpi buruk

Berlabuh pada satu pulau jingga
Menawarkan hari-hari ceria
Penuh kilauan permata peti harta karun
Namun tak ada ketenangan di sana
Tercabik dengan pedang bajak laut
Harta karun pun lenyap

Kapal merah jambu masih berlayar
Untuk sampai pada pelabuhan berikut
Pada satu purnama aku bersumpah
Ini pelabuhan terakhir
Aku bukan nakhoda yang gagal
Berlabuh di satu pulau merah jambu
Menawarkan berjuta cinta untukku

Monday, June 18, 2007

Di Blog gue ini gue juga mo kasih info neh buat kalian.
Mami gue kan punya kantin neh di Balikpapan, kantin khusus anak2 kos deh, namanya aja "Kantin Bu Kos". Menunya ada Nasi Campur beraneka ragam: Nasi Gaul, nasi Grand Punk, nasi Glamour, Nasi Gile, ada ayam presto, empal daging, cap cay goreng spesial, indomie goreng spesial juga ada. Trus minuman andalannya di sini adalah Es Gaul, cobain deh, dijamin ketagihan deh. Harganya sesuai kantong anak kos deh!!! Ga lebih dari delapan ribu!!! So, kunjungilah di: Jalan Mekarsari RT.29 No.01 Balikpapan 76121 Kaltim (Belakang Toko Utama, di kanan jalan pas tanjakan atap sirap).

Artikel "Balikpapan yang Beriman"

Artikel
Balikpapan yang Beriman


Kota Balikpapan terkenal sebagai Kota Beriman yang artinya Bersih, Indah, Aman, dan nyaman. Disebut sebagai Kota Beriman karena warga Balikpapan sangat sadar akan kebersihan dan keindahan kotanya, serta masing-masing warganya berusaha untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi penduduk sekitarnya.

Pusat Kota Balikpapan menyajikan berbagai hiburan bagi keluarga. Di Kota Balikpapan terdapat banyak sekali toko dan mall yang dapat memuaskan hobi shopping pengunjung, diantaranya adalah Plaza Balikpapan yang dulunya bernama Balikpapan Centre (BC), Ramayana Mall, Mall Fantasi, pusat pertokoan Balikpapan Permai, ruko-ruko sepanjang daerah Klandasan, dan bagi peminat distro, cukup banyak distro yang sudah bertebaran di berbagai daerah di Kota Balikpapan.

Bagi yang suka berwisata alam atau berpetualang di alam bebas, Balikpapan juga merupakan pilihan yang tepat, karena sekitar 38 Kilometer dari pusat Kota Balikpapan menuju Samarinda, terdapat Kawasan Wisata yang dinamakan Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai dimana didalamnya terdapat jembatan gantung setinggi 25 Meter dari permukaan tanah yang menghubungkan 4 tajuk pohon besar (Pohon Bangkirai) yang disebut Jembatan Tajuk atau Canopy Bridge. Canopy Bridge ini merupakan jembatan gantung terkenal kedua setelah Malaysia di Asia.

Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai tersebut menawarkan berbagai macam petualangan yang menarik mulai dari tracking dengan tujuh jalur track yang berbeda, dapat dipilih sesuai keinginan, berayun-ayun diatas ketinggian 25 Meter dari permukaan tanah (meniti Jembatan Tajuk atau Canopy Bridge), memberi makan rusa, melihat anggrek hutan, memakan buah hutan, bertemu dengan berbagai serangga hutan yang unik, bahkan dapat mencoba hidup di dalam hutan, tanpa adanya saluran listrik dan telephone, dengan menginap di Jungle Cabin yang dapat disewa di Kawasan tersebut. Jika ingin menyewa cottage, Bukit Bangkirai juga memiliki lima buah cottage dan sebuah kolam renang.

Balikpapan juga menyajikan berbagai masakan dan makanan yang khas. Misalnya saja soto Banjar yang memang sangat diminati di seluruh Pulau Kalimantan, nasi kuning yang biasa lauknya selalu masak habang (berwarna merah, seperti telur rebus bumbu Bali dan ikan merah), ronde sekoteng (air jahe, biasanya diisi dengan bakso kanji isi kacang tanah, mutiara merah roti, dan agar-agar), pisang gapit (pisang yang di penyet dan disiram gula merah). Buat oleh-oleh, Kota Balikpapan terkenal akan Amplang, yaitu renyah seperti kerupuk dan terbuat dari ikan tenggiri, pisang sale, juga lempok durian (dodol durian).

Jadi, jika tertarik untuk wisata shopping, petualangan, juga wisata kuliner, jangan ragu lagi untuk berkunjung ke Kota Balikpapan. Ajak keluarga dan teman-teman, nikmatilah Balikpapan, Kotaku yang Beriman.

Puisi "10000 Cinta di hatiku"

Puisi
10000 cinta di hatiku
By. niez
(Tang Annisa Innocentia Husna)


Orang bilang hanya ada satu cinta
Cukup satu yang terpatri dalam hati seseorang
Tapi hatiku berkata lain
Sepuluh ribu cinta bersemayam di hatiku
Dapat kuberikan sesuai porsinya pada orang yang tepat

Keluarga memiliki lima ribu cinta di hatiku
Tidak dapat diganggu gugat
Kau dan Byuti mencuri empat ribu lima ratus cintaku
Empat ratus lima puluh adalah milik teman-temanku
Empat puluh aku simpan untukku sendiri
Tapi aku tidak serakah, aku masih punya sepuluh
Untuk siapapun yang memerlukan diriku

Berjalan diantara mega biru
Tak jua tersentuh bayangmu
Empat ribu lima ratus cinta berguguran
Akupun menangis, hatiku pilu
Ingin bersemi tapi tak ada yang menyinari
Kau pergi, Byuti tak berdaya mendampingiku lagi

Empat ribu lima ratus masih terpulas
Menunggu untuk dibangunkan
Dari tidur musim dingin yang panjang
Untuk melengkapi bangkitnya sepuluh ribu cinta
Yang ada dalam hatiku

Just for Arif Rachman and Beauty

Cerpen "Si Slebor Nadia"

Cerpen
Si Slebor Nadia


Tersebutlah Nadia, mahasiswi 22 tahun di salah satu perguruan tinggi negri di Pulau Bali. Nadia adalah seorang gadis, namun apa yang dilakukannya lebih layak disebut sebagai bocah lelaki, karena selain sikapnya yang masih sangat kekanak-kanakan, namun gaya jalan dan gaya pakaiannya pun menyerupai laki-laki. Ibunya sudah sering memperingatinya mengingat usianya yang bisa dibilang sudah “cukup” untuk mencari seorang lelaki sebagai calon pendamping hidupnya kelak. Namun Nadia hanya menjawab enteng nasehat dari ibunya itu, “Laki-laki itu buaya”.

Yah, Nadia memang tidak percaya dengan kaum adam sejak ayahnya tersayang meninggalkan ibu dan dirinya saat sang ibu sedang mengandung adik lelakinya. Begitulah, dengan rambut ala Raffy Ahmad, menggunakan kaos oblong, celana overall, dan topi ala pelukis, Nadia berjalan Pe De di koridor kampusnya. Bukan hanya di kampus, namun itulah gaya dandan Nadia sehari-hari, bahkan ke mall maupun ke pantai. Nadia juga berusaha menyamarkan bentuk payudaranya agar tidak ada yang mengenalinya sebagai perempuan. Bahkan sebagian besar teman Nadia pun lelaki, alasannya hanya agar dia tidak dikadalin oleh para lelaki itu karena mengetahui trik-triknya terlebih dahulu. Ada-ada saja, ibunya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan tingkah anak perempuan satu-satunya itu.

Suatu waktu saat Nadia sedang berjalan di pantai bersama lima orang temannya, sebut saja Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo, Nadia menabrak seorang lelaki tampan yang tinggi tegap, namun galaknya bukan-main. Dia marah-marah dengan kecerobohan Nadia, tentu saja Nadia tak tinggal diam, dia balas memaki laki-laki itu. Teman-temannya yang berniat membantu malah kena damprat pula oleh Nadia. Pokoknya Nadia kesaaal banget hari itu.

Takdir memang tak dapat dipungkiri, Nadia berjumpa kembali dengan laki-laki itu di pantai yang berbeda. Seperti yang telah diduga sebelumnya, Nadia dan laki-laki yang ternyata bernama Jaka itu bertengkar mulut kembali. Teman-teman Nadia hanya bisa diam menonton pertengkaran Nadia dan Jaka, daripada kena semprot lagi, pikir mereka.
Setelah capek bertengkar, mereka berdua diam. Nadia duduk karena sudah males menghadapi cowok galak yang tidak mau ngalah itu. Sebenarnya jika Jaka tau bahwa Nadia itu seorang cewek, tentu dia akan mengalah, namun dia berpikir bahwa Nadia itu adalah seorang cowok, sama seperti dirinya. Lama mereka terdiam sampai akhirnya Nadia berniat cabut dari tempat itu, namun Jaka mencegahnya dan tanpa sengaja Jaka terjatuh dan menindis tubuh Nadia, mereka jatuh terguling-guling. Jaka terkejut karena tanpa sengaja dia merasakan sesuatu yang aneh pada Nadia. Dia merasakan adanya sesuatu yang menonjol pada dada Nadia. Mereka berdua tertegun, Jaka menatap lekat mata Nadia, sedangkan Nadia hanya bisa tertunduk. Nadia berlari malu sambil menangis. Dia malu sekali karena diketahui sebagai seorang perempuan. Nadia berlari sangat cepat, Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo sampai lelah mengejarnya.

Nadia menangis sejadi-jadinya di rumah sehingga ibunya kebingungan. Namun disamping itu, dia tidak dapat melupakan Jaka. Nadia berusaha menyingkirkan wajah Jaka dari benaknya, namun tidak berhasil, dia juga memungkiri bahwa dia mulai menyukai Jaka.
Nadia pergi ke pantai yang sama tempat ia bertemu Jaka kemarin bersama teman-temannya, tapi ia tak dapat menjumpai sosok Jaka. Kemudian dia pergi ke pantai sebelumnya lagi, namun ia juga tak dapat menjumpai sosok Jaka. Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo bingung dengan sikap Nadia yang mendadak murung, tidak ceria seperti biasanya. Di rumah Nadia tak nafsu makan dan terlihat sering melamun. Di kampus pun, Nadia yang biasanya gokil terlihat ogah-ogahan bercanda-ria dengan kelima temannya tersebut.

Suatu waktu Nadia pergi sendiri ke pantai. Ia akui bahwa ia rindu dengan sosok Jaka, tapi masih gengsi jika diketahui oleh ibu dan teman-temannya. Saat Nadia melamun, dia dikejutkan oleh suara cowok yang ternyata adalah Jaka. Nadia senang, tapi dia tidak memperlihatkannya. Nadia marah-marah, Jaka tidak membalasnya karena dia sudah mengetahui bahwa Nadia seorang perempuan. Nadia sempat tersinggung, namun akhirnya mereka bisa berbicara dengan tenang.

Jaka ternyata mahasiswa salah satu kampus pariwisata di Bali dan ia memang sangat suka nongkrong di pantai bersama teman-temannya yang penggila surfing. Dia juga bercerita bahwa kemarin tidak ke pantai karena mamanya sedang sakit. Jaka dan Nadia cepat akrab. Jaka meminta maaf atas kesalahannya pada Nadia, mereka tukeran nomer Ha Pe, mereka juga janjian untuk ketemuan di mall. Detak jantung Nadia sangat cepat, dia akan kencan!!! Tak pernah dibayangkan sebelumnya dalam benak Nadia.

Sejak saat itu, Nadia jadi suka berdandan. Bukan hanya ke mall dan ke kampus, bahkan ke pantai sekalipun. Dia menggunakan rok dan tank top bahkan dia menggunakan make up ibunya. Maklumlah…Nadia tidak memiliki alat make up sendiri. Nadia juga menyumpal bra-nya agar payudaranya terlihat lebih berisi. Ibu yang melihat perubahan sikap anaknya tersebut menjadi sangat senang. Ternyata Nadia cantik juga jika berdandan. Namun Wawan, Indra, Ucup, Eko dan Leo melihatnya dengan pandangan aneh. Mereka merasa Nadia berubah. Nadia sih merasa senang-senang saja karena banyak cowok yang berusaha menjadi pacarnya. Ia sangat bangga.

Jaka senang jalan bersama Nadia, cewek yang sangat cantik. Namun Nadia mulai jenuh dan bimbang, Nadia juga mulai bosan menunggu karena sudah dua minggu mereka berdua jalan bareng, tapi Jaka tidak juga menembaknya. Dia mulai kembali pada gaya dandannya yang dulu. Ibunya merasa kecewa, Jaka juga bingung dengan sikap Nadia itu, tapi teman-temannya bersorak kesenangan karena mereka merasa Nadia sudah kembali pada dirinya sendiri.

Karena penasaran, suatu waktu Jaka memberanikan untuk bertanya pada Nadia mengapa dirinya kembali pada gaya dandannya semula dan mulai tidak perduli padanya. Jawaban Nadia memang dapat membuat Jaka bahkan kita semua orang jadi tercengang, ”Ternyata ditaksir banyak cowok itu melelahkan juga, gue ogah pacaran ama cowok. Cowok itu buaya. Mulai saat ini panggil gue Jono!”

-Selesai-

Beauty (Byuti)-anjingku manis, anjingku sayang

Nusa Dua, 26-03-2007
Beauty (Byuti)-anjingku manis, anjingku sayang


Byuti….wajahmu selalu terbayang di benakku, namamu selalu tersebut oleh hatiku, tanganku selalu menggapai bayangmu, ingin kujumpa dirimu, betapa rindunya hatiku ini. Hasrat tak tertahan untuk memeluk dirimu.

8 bulan telah berlalu sejak aku tertarik pada tubuh mungilmu yang terbaring, tidur di dalam kandang bersama dengan saudara-saudaramu. Kugapai dirimu dengan tanganku ini, aku menggendongmu,…begitu menggemaskan dirimu, bulumu yang lebat itu dan tubuhmu yang terlihat bulat, meringkuk kedinginan, inginku langsung membawamu pulang.

Kau buka matamu saat kuletakkan di lantai, berjalan limbung dan menatap semua orang yang kau rasa asing di matamu, tampak sekali merasa terganggunya dirimu karena ku tlah membangunkanmu.


Di atas motor kau tak jua memejamkan matamu. Betapa kagumnya dirimu dapat melihat dunia yang sesungguhnya, alam bebas. Entah dirimu masih bertanya-tanya, siapakah orang yang kini membawamu ke dalam pelukannya, memberimu kehangatan lahir-bathin, limpahan kasih-sayang yang mungkin belum pernah kau rasakan sejak dirimu terjebak di lingkungan orang-orang yang mencari nafkah dari dirimu dan kawan-kawanmu.

Byuti…sejak saat itu aku jatuh cinta padamu. Aku membawamu untuk vaksin agar kau terbebas dari semua virus dan bakteri yang mungkin menyerangmu. Kau isi hari-hariku dengan keceriaan, berlari kesana-kemari, lincah, menghirup udara kebebasan,…lucunya dirimu.

Ingatku saat pertama kali aku melilitkan rantai di lehermu. Kau diam tak bergerak,…kucoba menarik tubuhmu dengan rantai, kau memberontak, kau mengamuk!!! Harusnya aku sudah sadar dari dulu, kalau kamu adalah anjing bebas, berhak menentukan apa yang kamu inginkan. Aku tidak berhak menentukan hidupmu!!!

Kau mulai terbiasa mengenakan rantai, tapi kau tidak bebas lagi. Aku bersalah telah membatasi hidupmu sejauh untaian rantai, aku menyesal. Keegoisanku selama ini telah membuatku buta. Aku terlalu sayang padamu, takut kau meninggalkan diriku, padahal harusnya aku tau apa yang sebenarnya kau inginkan.

Byuti, maafkan aku. Kau terlalu sayang padaku hingga kau rela berada di sampingku walau rantai harus terus melilit di lehermu. Aku hanya membiarkanmu bebas saat pagar dapat tertutup rapat dan tidak ada seseorangpun di kost (kau tau sendiri kan kalo aku masih kost, kuliah, jauh dari orang-tua),…dan itu sangat jarang sekali, kostku selalu ramai dengan orang-orang asing yang sangat kau benci, yang selalu mengganggu ketenanganmu.

Aku tidak dapat merawatmu dengan baik. Aku bahkan tidak tahu jika kau menderita gatal selama ini karena terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung garam termasuk makanan laut. Aku tidak mampu memberimu vitamin bulu yang dapat memeperindah bulumu, tidak mampu membelikanmu rantai yang layak sampai lehermu luka. Sesungguhnya selama ini, akulah yang telah menyiksamu, padahal aku merasa akulah yang paling sayang padamu.

Teringat olehku saat kau terserang bronchitis, aku rela mengeluarkan berapapun uang untuk kesembuhan dirimu. Betapa menderitanya diriku melihatmu terbaring lemah, batuk yang tiada henti. Aku sedih, aku takut sesuatu terjadi padamu, sampai akhirnya kau sembuh kembali, kau bangkit.

Tapi tak henti sampai disitu, kau mulai menggaruk tubuhmu, tampak gatal sekali dirimu. Aku membawamu kembali pada dokter, dokter memberimu obat dan berpesan padaku bahwa obat harus dikasih rutin, tidak boleh bolong-bolong. Namun aku memang bukan perawat yang baik, aku tidak menungguimu sampai kesembuhanmu, bahkan aku belum sempat memberimu obat dari dokter, aku menitipkanmu pada seseorang dan meninggalkanmu pulang ke Balikpapan (namun seandainya saja saat itu uangku cukup, aku pasti membawamu), karena ada hal yang harus kuselesaikan disana.

Di Balikpapan aku terus berharap dan berdoa agar keadaanmu selalu baik-baik saja, agar kau selalu terlindungi karena kau seekor anjing yang baik dan penurut. Aku berjanji bahwa aku pasti akan menjemputmu, itu merupakan yang pertama dan yang terakhir aku meninggalkanmu.
Aku balik ke Bali (aku memang kuliah dan kost di Bali) dengan hati riang, sudah 1 bulan aku meninggalkan dirimu, tidak sabar rasanya kuingin memelukmu dan membelaimu lagi. Oh my God!!! Lihat dirimu! Kau sudah bertambah tinggi rupanya. Anjing kecilku yang manis beranjak dewasa. Kau tampak pangling menatapku saat aku menjemputmu,…namun ternyata kau masih mengenaliku. Kau menangis, mungkin tersimpan kerinduan yang begitu dalam untukku.

Hari-hari kita lalui bersama. 8 bulan sudah sejak hari aku berjumpa denganmu, Byutiku sayang. Seandainya saja dapat terus berlanjut dan berlanjut. Seandainya saja dunia hanya milik kita berdua. Tapi kenyataan memang tak selalu berpihak pada kita. Aku pindah kost dan bapak kost baruku tidak mengijinkanku memeliharamu. Hatiku pilu…..sementara itu semua keluarga juga sibuk memperbincangkanku, seorang muslim yang kafir karena memelihara seekor anjing. Hatiku pilu, aku belum sanggup berpisah denganmu.

Dengan berat hati aku berusaha mencari seseorang yang mau menjadi majikan barumu, yang mau merawatmu lebih baik dari aku, walau perasaan bersalah terus menderaku karena janji yang kuingkari sendiri padamu. Selebaran aku tempel di tiang-tiang listrik maupun tembok-tembok, iklan pun aku pasang di Koran maupun internet.

Akhirnya waktu itupun tiba, aku harus menyerahkanmu kepada majikan barumu. Aku memandikanmu agar kau tampak cantik, aku menyisir bulumu, menghirup wangi tubuhmu, menjemurmu di bawah terik matahari, hatiku tertusuk, sakit sekali rasanya, aku tidak rela, sama sekali tidak rela. Aku sayang kamu!!!

Bersama pacarku yang juga menyayangimu dan juga kau sayangi, yang juga ikut merawatmu dikala sakit, yang juga mengantarkanmu untuk vaksin ke dokter dan sebagainya, kami berangkat mencari alamat yang telah diberikan orang tersebut. Hatiku sedikit lega karena ternyata majikan barumu adalah orang yang cukup berada, sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak perempuan yang masih balita dan lincah, beragama Katholik, dan mempunyai seekor anjing betina juga yang sangat terawat, bulunya sangat tebal dan halus. Aku berharap dia mampu merawatmu lebih baik dari diriku dan menyayangimu sama dengan anjing yang dia miliki, yang bernama Poppy, tanpa pernah membedakan kalian berdua. Aku meninggalkanmu tanpa menoleh lagi, aku tak tahan, aku bisa nangis histeris jika aku melihatmu, apalagi kau menangis pilu melihat kepergianku, kau tampak sangat takut dan ingin aku kembali membawamu serta bersamaku. Byuti, maafkan aku…maafkan aku!!!

Aku nangis berhari-hari, aku selalu memimpikanmu, selalu terngiang gonggonganmu di telingaku, tidurku tidak nyenyak. Aku tidak nafsu makan, aku selalu membayangkanmu. Tiga hari kemudian pacarku akan pulang ke Banjarmasin karena salah seorang kakaknya akan menikah. Sebelum dia pergi, aku punya permintaan agar mengantarkanku pada Byuti, aku ingin menjenguknya, aku begitu rindu padanya, tidak terbendung lagi.

Byuti gembira sekali melihat kedatanganku. Dia meloncati diriku, dia menjilat wajahku (sebelumnya Byuti tidak pernah menjilat). Kata orang, anjing menunjukkan rasa sayangnya dengan menjilat. Kami melepas rindu, waktu rasanya cepat sekali berlalu. Yang buat aku tambah sedih, Byuti akan pindah tangan lagi. Mba’ yang merupakan majikan baru Byuti tersebut akan memberikan Byuti pada tante atau kakaknya karena mereka menginginkannya, begitu katanya. Aku hanya bisa pasrah dan berharap bahwa majikan barumu nanti bakal lebih baik lagi dari mba’ tersebut maupun aku, tentunya. Byuti yang malang, semoga ada seseorang yang mampu menyayangimu melebihi rasa sayangku padamu. Aku berjalan pulang dengan lunglai, mulai hari itu kita jalani hidup masing-masing (pilu hatiku mengingat bulan depan adalah hari ulang tahunmu yang ke satu tahun, tanpa kehadiran diriku di sisimu). Kau bersama dengan keluarga barumu, dan aku sebagai seorang muslimah yang beriman. Namun sejujurnya dalam hatiku aku masih berharap kita bisa berjumpa suatu saat nanti. Entah apa hukumnya bagi seorang muslim yang begitu mempunyai ikatan bathin dengan seekor anjing, akupun tak tahu. Namun aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau kau begitu berharga bagiku, Byuti, anjing kecilku sayang…anjing kecilku manis, semoga kau selalu bahagia dimanapun kau berada dan sama siapapun kau menjalani hidupmu. Semoga kau selalu mendapatkan semua yang kau inginkan, semoga keberuntungan selalu menyertai dirimu, semoga kau selalu dilindungi olehNya dimanapun kau berada, amien-amien ya robbal al’amiin.
Tamat.

Perkenalan

Bahasa Banjar:
Ngaran ulun Annisa, langkapnya Tang Annisa Innocentia Husna. Ulun berasal dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Karena ulun kada inggit bahasa daerah, ulun bebanjaran ja lah? Keluarga ulun di Balikpapan wan Samarinda biasa make Bahasa Banjar jua. Kadapapa lo? Mun pian-pian pada kada paham apa nang ulun kesahkan ini, kena liati ja terjemahannya di bawah ini nah, kada usah banyak betakun, kena ulun nang bingung, haur, hehe. Ulun kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali jurusan Manajemen Kepariwisataan (MKP). Ulun kada tahu jua napa ulun bulik haluan, nang ulun tahu, menulis tu hobi ulun dari ulun masuh eS De. Maka kuitan sudah lawas madahi ulun supaya lakas tuntung kuliah lawan nyari gawian. Mami ulun mikir mun nulis tuh cuman kawa jadi gawian sampingan, kada kawa jadi profesi. Yah, mungkin tulisan-tulisan ulun di Blog ini kawa jadi langkah awal pembuktian diri sebagai penulis. Apalagi mun Blog ulun nih kawa dibukukan. Mungkin kawan-kawan kawa nulungi ulun dengan gabungan di Blog ulun ini dan bari pandapat. Okeh, liati ja gin kesahan-kesahan ulun ini.

Terjemahan (Indonesia):
Namaku Annisa, lengkapnya Tang Annisa Innocentia Husna. Aku berasal dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Karena aku tidak punya bahasa daerah, aku berbahasa Banjar aja ya? Keluarga aku di Balikpapan sama Samarinda biasa pakai Bahasa Banjar juga. Gapapa kan? Kalo kamu-kamu semua tidak mengerti apa yang aku bicarakan ini, liat aja terjemahannya di bawah ini nih, ga usa banyak nanya, nanti aku yang bingung, terganggu, hehe. Aku kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali jurusan Manajemen Kepariwisataan (MKP). Aku tidak tau juga kenapa aku balik haluan, yang aku tau, menulis itu hobiku dari aku masih eS De. Maka orang tua sudah kasih tau aku supaya cepat kelar kuliah sama nyari kerja. Mamiku pikir kalo menulis itu hanya bisa jadi kerjaan sampingan, tidak bisa jadi profesi. Yah mungkin tulisan-tulisan ulun di Blog ini bisa jadi pembuktian diri sebagai penulis. Apalagi kalau Blog aku ini bisa dibukukan. Mungkin teman-teman bisa tolong aku dengan gabungan di Blogku ini dan kasih pendapat. Okeh, liat aja deh cerita-ceritaku ini.